Berikut ini sejarah Desa Jumpai
Sejarah merupakan serentetan peristiwa pada zaman lampau, zaman sekarag dan masa yang akan datang, yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya baik berupa benda-benda, prasati, babad dan bukti lainnya yang mendukung. Demikian juga dengan keberadaan berdirinya Desa Jumpai sangat sulit dibuktikan pengungkapannya karena keterbatasan bukti pendukung.
Mungkin sangat sulit untuk diuraikan mengenai latar belakang atau asal usul nama Jumpai, mengingat tidak adanya sumber yang pasti untuk dijadikan pedoman dalam penulisan sejarah ringkas Desa Jumpai. Namun demikian, melalui pendekatan kepada yang tahu atau yang mampu memberikan penjelasan yakni penglingsir (orang-orang tua) yang masih ada . Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, maka dapat ditarik kesimpulan nama Jumpai berasal dari kata Njung dan Pahit yang mempunyai arti tempat yang angker yang dipakai beristirahat yang mengalami berbagai macam perubahan kemudian bergeser kesebelah timur sesuai dengan posisi yang sampai saat ini di beri nama Desa Jumpai. Mengenai kapan tepatnya nama Jumpai itu muncul sampai saat ini belum ada lembaga yang dapat memberikan kepastian.
Sebelumnya terdiri dari lima Banjar (Dusun): Banjar Jumpai Gunung, Banjar Jumpai Kanginan, Banjar Jumpai Tengah, Banjar Jumpai Kawanan dan Banjar Jumpai Kekeran. Di karenakan Berbagai musibah, pada masa itu di Desa Jumpai mengalami wabah penyakit hingga menyebabkan Rakyat yang berjumlah kurang lebih 800 jiwa menjadi 300 jiwa, karena banyak yang meninggal, ada pula yang meninggalkan desa menuju desa lain seperti Badung, Cemagi, Seseh, dan Semawang dan jumlah banjar pun menciut dari lima menjadi dua Banjar yaitu Banjar Kangin dan Banjar Kawan sampai sekarang.
Demikian sejarah singkat berdirinya Desa Jumpai yang hingga saat ini di dalamnya masih terkandung berbagai potensi dan seni, adat istiadat, budaya yang tersimpat di dalamnya